Workshop Prodi Ilmu Komunikasi Untirta: AI Hanya Dapat Membantu Bukan Menggantikan
Workshop bertajuk “Pemanfaatan AI untuk Fotografi dan Desain” sukses digelar oleh Prodi Ilmu Komunikasi Untirta di Kampus Sindangsari (19/09). Dengan menghadirkan narasumber yang ahli dalam bidang media visual yaitu, Incu Putu dan Lilian Dwinanda. Acara ini memberi penjelasan mendalam mengenai bagaimana teknologi AI mampu meningkatkan efisiensi sekaligus memperkaya proses kreatif dalam fotografi dan desain. Peserta tidak hanya mendapatkan wawasan teoritis, tetapi juga terlibat langsung dalam praktik kreatif menggunakan AI untuk menghasilkan karya visual yang standout dalam waktu terbatas.
Workshop ini diawali oleh, Incu Putu sebagai pemateri pertama yang membahas “The Art of Product Photography” dan dilanjut oleh Lilian Dwinanada sebagai pemateri ke-2 yang membahas “Desain dan Storytelling”. Dalam workshop ini secara keseluruhan mengamati dan menganalisis terkait bagaimana teknologi AI dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kreativitas dan efisiensi dalam industri fotografi dan juga desain grafis.
Incu Putu, sebagai narasumber pertama membagikan wawasan mendalam tentang alur kerja fotografi produk profesional.
“Tahapan dalam fotografi bisa dimulai dari pre-produksi, produksi, hingga post produksi,” Ujar Incu Putu (19/9/2024).
Ia juga menekankan pentingnya konsep yang solid, eksplorasi sudut pengambilan gambar, dan pengaturan pencahayaan yang tepat. Incu Putu juga membahas bagaimana AI dapat dimanfaatkan dalam fotografi produk.
“Bisa untuk mempercepat proses pre-produksi pake bantuan AI seperti ChatGPT, AI juga bisa melampaui kamera fisik dengan pemodelan 3D produk dan memaksimalkan hasil akhir kualita foto produk pake AI.” tambah Incu Putu.
Meskipun begitu, Artificial Intelligence (AI) tidak akan mampu menggantikan photographer karena AI tidak memiliki human sense. Namun, photographer yang tidak menggunakan AI pada karyanya pasti akan “tertinggal”. Terlebih zaman sekarang yang serba digital, proses-proses kreatif tidak pernah luput dari peran AI.
Dengan demikian, Ai saat ini berperan penting bagi sebuah industri media kreatif, mengapa penting? di zaman modern yang serba cepat ini, para pekerja seni maupun pengusaha yang menggunakan cara kreatif dituntut untuk meningkatkan kecepatan dalam pemasaran maupun dalam proses post production, maka AI dapat membantu para pekerja seni dan pengusaha kreatif sebagai tools yang dapat membantu mencari referensi, memperbaiki kesalahan, serta peningkatan kualitas visual yang baik melalui AI itu sendiri. Menurut kak Incu, saat ini ada banyak sekali software AI yang dapat membantu proses kreativitas kita, seperti Adobe photoshop, lightroom, canva, luminar, dan masih banyak lagi.
Sedangkan, narasumber kedua Lilian Dwinanda menjelaskan mengenai desain. Desain merupakan apapun yang kita lakukan atau pikirkan, lalu kita rancang dan susun. Sedangkan desain grafis adalah bentuk komunikasi visual dari pemikiran atau rancangan. Storytelling yang baik adalah yang bisa dan mau melakukan storytelling sehingga orang bisa mengetahui apa arti dari cerita kita. Storytelling harus bisa menyampaikan informasi ke audience sesuai tujuan yang sudah ditetapkan. Ia juga menjelaskan berbagai teori warna. ia menyebutkan bahwa teori warna adalah kerangka kerja yang menginformasikan penggunaan warna dalam seni dan desain, memandu kurasi palet warna, dan memfasilitasi komunikasi pesan desain yang efektif baik pada tingkat estetika maupun psikologis. Hal ini juga dapat dibangun dengan memenuhi prinsip dasar desain yang mencakup, proximity, alignment, repetition, dan contrast.
Tidak hanya memahami secara teoritis mengenai fotografi, desain, dan bagaimana pemanfaatan AI, workshop ini juga lebih menarik karena para peserta diajak untuk langsung terlibat dalam praktik pembuatan konten kreatif. Pada praktik ini peserta hanya diberikan waktu 30 menit untuk menciptakan konten dalam bentuk foto atau video, hal ini tentunya yang membuat para peserta menggunakan AI dalam proses itu, untuk memudahkan dan efisien dengan waktu yang diberikan.
Workshop berlangsung dengan kondusif, diwarnai dengan banyaknya pertanyaan-pertanyaan serta karya-karya yang luar biasa dari para peserta membuat para narasumber cukup kagum dengan kreatifitas mahasiswa-mahasiswa ilmu komunikasi. Para narasumber menganggap bahwa tidak semua kreatifitas harus bermulai dari alat-alat yang serba mahal, tetapi kreatifitas bisa bermula dari adanya keterbatasan, sehingga dari keterbatasan tersebut para narasumber berharap para mahasiswa dapat memulai dan terus mengembangkan karya-karya mereka sampai karya tersebut bisa menjadi pembuka jalan kesuksesan bagi para mahasiswa Ilmu Komunikasi Untirta.
Anindita Putri Soraya
20/09/2024 06:15