SERANG IBU KOTA TAPI IKLIM KREATIF KURANG
Kota Serang yang merupakan ibu kota Provinsi Banten, memiliki potensi besar untuk berkembang di berbagai sektor. Sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi di Banten, terdapat satu hal yang kerap menjadi perhatian yakni adalah iklim kreatif di kota ini. Seiring dengan berkembangnya kota-kota lain di Indonesia sebagai pusat kreativitas, pertanyaan yang muncul adalah: Apakah Serang mampu mengembangkan iklim kreatif yang mendukung potensi seni dan inovasi warganya?
Jika kita telusuri, Serang memiliki kekayaan budaya yang kaya, mulai dari seni tradisional, musik, hingga kuliner. Di balik potensi tersebut, sayangnya, ruang untuk berkreasi dan menyalurkan kreativitas masih terbatas. Meskipun ada beberapa komunitas seni dan musik yang mulai tumbuh, mereka masih menghadapi berbagai tantangan, seperti kurangnya fasilitas, minimnya dukungan dari pemerintah, dan rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kreativitas dalam membangun identitas kota. Ini menjadi permasalahan mendasar yang perlu segera diatasi untuk membangun iklim kreatif yang kuat di Serang.
Kurangnya Fasilitas dan Ruang Kreatif
Salah satu elemen penting dalam membangun ekosistem kreatif adalah tersedianya ruang dan fasilitas untuk berkarya. Di Serang, fasilitas publik seperti galeri seni, teater, atau co-working space masih sangat terbatas. Berbeda dengan kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung, di mana para pelaku seni dan kreatif memiliki banyak tempat untuk mengekspresikan diri, Serang masih kekurangan ruang yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan kreatif. Bahkan untuk sekedar mengadakan pertunjukan musik atau pameran seni, para seniman di Serang sering kali harus mencari tempat di luar kota atau bahkan merogoh kocek pribadi untuk menyewa lokasi. Tidak adanya infrastruktur yang memadai ini menghambat perkembangan bakat-bakat lokal yang sebenarnya memiliki potensi besar. Tanpa ruang untuk berkreasi, banyak dari mereka yang akhirnya pindah ke kota-kota besar seperti Jakarta atau Bandung, di mana iklim kreatif lebih hidup dan peluang lebih terbuka. Ini tentu menjadi tantangan bagi Serang jika ingin mempertahankan dan mengembangkan bakat-bakat kreatif lokal.
Minimnya Dukungan Pemerintah
Dukungan pemerintah memiliki peran krusial dalam mendorong perkembangan industri kreatif. Di kota-kota yang berhasil membangun ekosistem kreatif yang dinamis, pemerintah tidak hanya menyediakan fasilitas, tetapi juga menciptakan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif. Di Jakarta, misalnya, pemerintah daerah memiliki program yang mendorong pertumbuhan startup kreatif melalui insentif dan penyediaan ruang kolaboratif. Begitu pula di Bandung, pemerintahnya aktif membangun ruang-ruang kreatif seperti Bandung Creative Hub, yang memberikan tempat bagi para pelaku industri kreatif untuk berkarya dan berkolaborasi. Di sisi lain, Serang masih perlu bekerja keras dalam hal ini. Meskipun sudah ada beberapa inisiatif dari pemerintah untuk mempromosikan seni dan budaya lokal, program-program yang ada masih bersifat sporadis dan belum terintegrasi secara menyeluruh. Jika pemerintah ingin melihat industri kreatif di kota ini tumbuh, perlu ada komitmen lebih serius baik dalam bentuk pendanaan, pelatihan, maupun kebijakan yang memudahkan para pelaku kreatif untuk mengakses sumber daya yang mereka butuhkan.
Rendahnya Kesadaran Masyarakat
Selain dukungan dari pemerintah, peran masyarakat dalam membangun iklim kreatif juga tidak bisa diabaikan. Di kota-kota kreatif lainnya, masyarakat memiliki tingkat kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya kreativitas dalam kehidupan sehari-hari. Namun di Serang, budaya apresiasi terhadap seni dan kreativitas masih tergolong rendah. Seni dan budaya sering kali dianggap sebagai aktivitas yang hanya diminati oleh segelintir orang, bukan sebagai bagian penting dari identitas kota. Akibatnya kegiatan seni dan budaya sering kali diabaikan dan tidak mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat setempat. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya seni dan budaya adalah langkah awal yang perlu diambil. Ini bisa dimulai dengan memperkenalkan lebih banyak program edukasi kreatif di sekolah-sekolah dan melibatkan komunitas lokal dalam kegiatan seni. Dengan cara ini, kreativitas bisa menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Serang dan tidak hanya terbatas pada kalangan tertentu saja.
Belajar dari Ibukota Lain
Untuk memahami bagaimana Serang dapat membangun iklim kreatif yang lebih baik, kita bisa belajar dari beberapa ibu kota lainnya yang sudah berhasil membangun ekosistem kreatif yang solid. Salah satu contoh paling jelas adalah Jakarta. Sebagai ibu kota negara, Jakarta memiliki beragam fasilitas kreatif seperti galeri seni, studio produksi, serta ruang-ruang publik untuk mengekspresikan kreativitas. Selain itu, Jakarta memiliki festival-festival besar seperti Jakarta Fashion Week dan Jakarta International Film Festival yang memberikan ruang bagi para kreator untuk menampilkan karya mereka. Di Jakarta juga pemerintah setempat memberikan dukungan penuh melalui kebijakan yang mendukung pertumbuhan industri kreatif. Lain halnya dengan Bandung, yang juga bisa menjadi inspirasi bagi Serang. Bandung dikenal sebagai kota kreatif dan telah diakui oleh UNESCO sebagai bagian dari Creative Cities Network. Di Bandung, berbagai ruang kreatif seperti Bandung Creative Hub dan co-working space tumbuh pesat, menciptakan ruang bagi seniman, desainer, dan pelaku startup untuk berkolaborasi. Pemerintah Bandung juga aktif mendorong ekonomi kreatif melalui berbagai program pelatihan dan festival seni. Bagi Serang, belajar dari Bandung bisa berarti memulai dengan membangun lebih banyak ruang publik yang mendukung kolaborasi kreatif dan mendukung komunitas lokal.
Serang memiliki potensi besar untuk tumbuh menjadi kota kreatif yang diakui, baik di tingkat nasional maupun internasional. Namun, untuk mencapai hal itu, diperlukan kerja sama dari berbagai pihak mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga komunitas kreatif itu sendiri. Langkah pertama yang bisa diambil adalah membangun infrastruktur yang mendukung kreativitas, seperti ruang publik untuk seni dan inovasi, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya seni dan budaya dalam membangun identitas kota. Dengan mengambil inspirasi dari kota-kota seperti Jakarta dan Bandung, Serang dapat mulai membangun iklim kreatif yang lebih baik. Jika langkah-langkah ini diambil dengan serius, bukan tidak mungkin Serang akan menjadi salah satu pusat kreativitas di Indonesia, sebuah tempat di mana seni, budaya, dan inovasi dapat tumbuh subur dan berkontribusi pada pembangunan kota.
Syuzha Sewagati Wagindra
17/09/2024 09:11