Digitalisasi dan Internet sebagai Cahaya Kehidupan Masyarakat
Di era digital saat ini, internet telah menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat internet semakin terasa, terutama dalam masa pandemi COVID-19 ketika sekolah dan berbagai aktivitas beralih ke sistem daring. Namun, akses internet yang belum merata masih menjadi tantangan, terutama di daerah pelosok yang mengalami blankspot atau sinyal lemah. Transformasi digital nasional dan pembangunan infrastruktur digital hadir menjadi solusi utama untuk menciptakan akses internet yang lebih merata, inklusif, dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Salah satu contoh nyata digitalisasi terlihat saat pandemi COVID-19, di mana sistem pembelajaran daring menjadi solusi bagi siswa dan guru untuk tetap beraktivitas meskipun harus berada di rumah. Digitalisasi di bidang pendidikan juga semakin berkembang, memungkinkan siswa mendapatkan materi pembelajaran tidak hanya dari buku, tetapi juga melalui tutorial online di platform seperti YouTube.
Selain itu, internet turut membantu meningkatkan kemudahan kehidupan masyarakat dengan memberikan akses informasi, komunikasi, serta peluang ekonomi. Contohnya, internet membantu penyandang disabilitas, khususnya komunitas tuli, agar lebih mudah berkomunikasi melalui aplikasi Hear Me. Aplikasi ini dikembangkan oleh perusahaan startup melalui riset seperti Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara, dengan harapan dapat memberikan ruang bagi penyandang disabilitas agar suara mereka lebih didengar. Salah satu fitur menarik dalam aplikasi ini adalah penggunaan karakter animasi Dave, yang dirancang untuk membantu penyandang tuli dalam berinteraksi lebih mudah melalui internet.
Meskipun internet memiliki manfaat yang besar, nyatanya masih banyak daerah di Indonesia yang mengalami kesenjangan akses digital, terutama di pelosok dan pedesaan. Beberapa desa masih mengalami blankspot, di mana masyarakat belum memiliki akses telepon atau masih menggunakan jaringan 2G. Namun, transformasi digital telah meningkatkan akses hingga jaringan 4G, sehingga lebih banyak orang bisa terhubung dengan dunia luar seperti yang terjadi di Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai, NTT.
Begitupun di Pulau Sangihe, masyarakat dulu harus mendayung perahu ke tengah laut untuk mendapatkan sinyal dan berkomunikasi dengan keluarga di Tahuna atau Manado. Namun, sejak tahun 2004, Telkom membangun menara telekomunikasi dan pada 2007 masyarakat mulai bisa melakukan panggilan telepon langsung dari pesisir pantai.
Selain itu, infrastruktur digital juga berkembang di Tahuna dengan pendirian warung internet (warnet) yang awalnya hanya mengandalkan layanan VSAT dan provider terbatas, tetapi kini telah didukung oleh hotspot. Sementara itu, di Desa Manente yang masih mengalami blankspot, masyarakat menggunakan voucher sinyal dari penyedia lokal seperti Sakaeng Solata untuk bisa mengakses internet.
Sebagai bagian dari transformasi digital nasional, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama APJII dan Yayasan Upaya Indonesia Damai (UID) menginisiasi program 3T Go Digital untuk memperluas akses internet di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Internet juga berperan dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Di Pulau-Pulau kecil, internet memungkinkan masyarakat untuk mempromosikan potensi alam, seperti terumbu karang dan hasil laut, ke pasar nasional maupun internasional. Selain itu, internet juga mempermudah koordinasi dalam penjualan merchandise dan produk lokal melalui komunikasi digital.
Bagi individu, internet tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga sebagai alat komunikasi yang memungkinkan orang untuk tetap terhubung dengan keluarga melalui video call. Penyedia jaringan internet di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) memiliki peran penting dalam membuka akses informasi dan memberikan peluang baru bagi masyarakat untuk berkembang.
Dalam mendukung transformasi digital nasional, pemerintah juga fokus pada keamanan data dan perlindungan identitas masyarakat. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bertugas menjaga keamanan identitas digital masyarakat, terutama di daerah-daerah yang baru terhubung dengan internet. Selain itu, regulasi seperti General Data Protection Regulation (GDPR) memberikan perlindungan terhadap kebocoran data dengan sanksi berupa denda bagi pelanggar.
Di sektor pendidikan, pemerintah telah merancang kurikulum baru yang lebih berorientasi pada praktik dan kegiatan lapangan, dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penguasaan keterampilan digital. Program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) juga menjadi bagian dari transformasi digital nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan semangat belajar siswa.
Selain itu, konten digital yang dihasilkan masyarakat juga menarik perhatian wisatawan asing untuk datang ke Indonesia, sehingga dapat meningkatkan pemasukan devisa negara dan memperkenalkan budaya lokal ke dunia internasional.
Internet dan digitalisasi memiliki peran penting dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik, terutama dalam hal akses informasi, komunikasi, pendidikan, dan ekonomi. Meskipun masih terdapat tantangan seperti blankspot dan keterbatasan infrastruktur digital, upaya pemerintah dan berbagai pihak dalam transformasi digital nasional telah membantu memperluas akses internet ke daerah terpencil. Dengan internet yang lebih inklusif, masyarakat dapat menikmati manfaat teknologi secara merata, meningkatkan kesejahteraan, dan membangun masa depan yang lebih baik dimanapun itu. (VNF-66622301190
Vasulia Nur Fitri
22/03/2025 13:11