CERITAKU IKUT PELATIHAN KONTEN WARGA DI UNTIRTA SINDANGSARI
Saat itu sore hari. Tanggal 2 Agustus, hari Jumat. Saya dan beberapa teman dari Kampung Taman Barang, datang ke kampus Untirta yang berada di Desa Sindangsari. Sudah sering lewat dan melihat kampus yang berdiri megah di wilayah saya di lahirkan dan dibesarkan. Alhamdulillah, akhirnya saya bisa masuk dan merasakan auranya.
Bagi saya, kampus ini besar sekali. Menaranya tinggi menjulang. Kalau malam hari, dari jalan raya, menara itu memendarkan cahaya. Merah, ungu, kuning, warna-warni deh.
Saya datang ke kampus Untirta untuk mengikuti pelatihan mengoperasikan website. Ini pelatihan lanjutan dari pelatihan yang sebelumnya sudah saya ikuti pada 30 Juni 2024 di Kantor Desa Sindangsari yang berada di Kampung Ranca Lutung.
Sesampai di Gedung Pusdainfo, saya dicegat Pak Satpam dan menanyakan keperluan saya. Sudah sore, kampus mulai sepi. "Dengan siapa dan dari mana?" Tanya Pak Satpam.
"Saya Nita," jawab saya. "Dari Kampung Taman Barang."
Saya berharap, nama "Taman Barang" cukup dikenali Pak Satpam. Karena Taman Barang adalah kawasan yang ditetapkan oleh Untirta dan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai Kampung Literasi. Kampung Literasi sebagai wujud Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) ini bahkan diluncurkan bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2023.
"Oh, mau pelatihan website kampung literasi ya?"
Alhamdulillah. Ternyata Pak Satpam tahu maksud saya, meskipun saya tetap ragu dia tahu atau tidak tentang Kampung Taman Barang apalagi statusnya sekarang.
"Di Lantai 2, Pak Anis dan Pak Atih sudah menunggu." Kata Pak Satpam sambil mengantar saya ke lift.
Sesampai di lantai 2, ternyata teman-teman saya yang lain, termasuk Pak Hasan yang menjadi koordinator, sudah ada di sana. Sekitar lima menit kemudian, pelatihan dimulai. Pelatihan dibuka oleh sambutan dari Pak Atih, dosen dan koordinator kegiatan ini. Dilanjutkan oleh Pak Anis Fuad, kepala UPA TIK Untirta yang saya hafal benar telah menyumbangkan internet gratis di Kampung Taman Barang. Ternyata Pak Anis ini juga anggota tim pengabdian masyarakat yang rangkaiannya saya ikuti hari ini.
"Hari ini teman-teman akan dilatih mengoperasikan website yang sudah kita buat. Teman-teman akan diajak untuk mengenali berbagai fiturnya, termasuk cara memposting tulisan, mengeditnya, menyertakan foto dan sebagainya." Kata Pak Anis Fuad.
Pelatihan pun dilaksanakan. Ada Mas Bayu dan Mas Hendra, dua web developer yang memberi pelatihan kepada kami. Sayangnya kami tidak membawa laptop, karena memang tidak punya juga sih. Hehheeeee. Meski demikian, materi pelatihan berhasil kami nikmati dan ingat-ingat di kepala.
Selesai sesi pertama, kami diajak Pak Anis masuk ke laboratorium komputer, masih di gedung yang sama. Di sana, kami langsung praktik. Kami diajari langkah demi langkah cara membuat akun, menulis langsung di website, dan mempostingnya. Tapi kami tidak bisa melihat tulisannya langsung tayang karena harus disetujui oleh verifikator atau pemimpin redaksi. Jadi setelah memposting tulisan, termasuk tulisan ini, saya dan teman-teman menunggu Pak Hasan selaku pemimpin redaksi untuk berlatih memverifikasi, mengedit dan meng-approve tulisan.
Begitu melihat tulisan saya tayang di web, perasaan saya senang sekali. Seumur hidup belum pernah tulisan saya dimuat di media. Berkat pelatihan saya bisa menulis sekaligus membaca tulisan saya sendiri meskipun isinya curhatan.
Saya ingin memperdalam keterampilan menulis dan menjadi jurnalis kampung. Website-nya sudah tersedia. Alhamdulillah. Tinggal bagaimana saya dan teman-teman bersemangat untuk mengisi kontennya serta mengajak warga di Desa Sindangsari untuk menulis konten.
Anita
02/08/2024 18:22