AI ANUGERAH ATAU MUSIBAH?
Sejarah Singkat AI
AI (Artifical Intellingence) merupakan sebuah sistem kecerdasan buatan yang ditujukan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Kemunculan AI (Artifical Intelligence) pada awalnya berasal dari seorang ilmuwan komputer asal Amerika yang bernama John Mccarthy. Beliau dijuluki sebagai bapak pendiri AI karena hasil penemuannya dibidang komputer. Untuk membangun sebuah kecerdasan buatan, beliau mendirikan dua lembaga penelitian AI yaitu Artificial Intelligence Laboratory yang didirikan pada tahun 1950-an dan yang kedua yaitu MIT Artificial Intelligence Laboratory.
Berkat kedua lembaga ini maka, John Mccarthy berhasil mendapatkan gelar bapak pendiri AI dan juga sebuah penghargaan Turing Award oleh Association of Computing Machinery pada tahun 1970. Sejak saat itu banyak AI baru bermunculan yang memudahkan pekerjaan manusia mulai dari AI untuk menulis Essay ataupun mengerjakan tugas hingga dalam bidang industri kreatif untuk membuat desain, fotografi, videografi, seni rupa dan masih banyak lagi. Dalam industri media kreatif saat ini, kemunculan AI juga mengalami perubahan besar. AI ini telah menjadi kekuatan transformasional dalam industri media kreatif dengan memberikan berbagai manfaat yang signifikan. Tidak hanya mengubah cara produksi konten, tetapi AI juga dapat membantu menciptakan inovasi baru dalam mewujudkan sebuah konten.
Dengan kemampuan untuk menganalisis data dan memberikan solusi kreatif tersebut, dapat dikatakan bahwa AI telah menjadi sebuah tools yang sangat berharga bagi para kreator, salah satunya fotografer dan designer grafis. Oleh karena itu, kita sebagai orang yang bergerak di bidang creative jika tidak menggunakan AI, tentu saja akan tertinggal dari mereka yang menggunakan AI.
Kemudahan Yang Diberikan
Kehadiran AI dalam fotografi dan desain telah mengubah cara kita melihat proses kreatif di industri media. Teknologi ini memungkinkan fotografer dan desainer menghasilkan visual yang lebih presisi, otomatis, dan inovatif dengan efisiensi yang belum pernah ada sebelumnya. Dalam lingkup media kreatif, AI membantu mempercepat proses editing, memperbaiki komposisi, dan menciptakan narasi visual yang lebih dinamis, mulai dari foto produk hingga konten pemasaran. Penggunaan AI juga memungkinkan pelaku industri untuk merespons tren dengan cepat, mengoptimalkan waktu, dan menjaga daya saing di tengah tuntutan pasar yang semakin cepat berubah.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa AI memiliki manfaat dalam industri kreatif, salah satunya yaitu pada fotografi. Dalam industri media kreatif terdapat 3 pendekatan strategis, yaitu:
- Create faster: Tahapan ini membantu mempercepat proses kerja dalam mengembangkan ide. Contoh AI yang dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan ide adalah Chat GPT atau Gemini. Dengan memanfaatkan AI ini kita bisa mendapatkan ide-ide bagus. AI dapat membantu kreator dalam menganalisis data dan mengidentifikasi tren sehingga mereka dapat lebih memahami masalah yang ingin dipecahkan. Selain itu, AI juga bisa mendukung dalam menemukan solusi potensial dan menghasilkan konsep awal yang dapat membimbing jalannya proses desain
- Create More: Pada bagian ini, AI dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan foto atau desain yang dapat melampaui kemampuan kamera atau device yang kreator miliki. Adanya alat yang didukung AI, desainer dapat menyelesaikan masalah desain, memperoleh wawasan berharga, dan mengotomatiskan tugas-tugas yang memakan waktu.
- Create better: Pada bagian ini, AI dapat digunakan untuk memperbaiki hasil produksi yang dirasa kurang bagus atau ada hal yang mengganggu, contohnya seperti menghilangkan noise pada gambar dan retouching otomatis. AI juga bisa memberikan saran untuk memperbaiki elemen-elemen seperti skema warna, tipografi, dan tata letak, sehingga desain menjadi lebih menarik dan user-friendly.
Dalam Industri Media Kreatif, penggunaannya merupakan suatu proses multi-step dengan melibatkan berbagai riset, gagasan, pembuatan, dan penyempuraan suatu produk. Dengan hadirnya AI, dapat membantu dan memberi pengaruh pada setiap prosesnya. Hal tersebut pada akhirnya meningkatkan efisiensi dan produktivitas mereka.
Jika kita menggunakan AI untuk memudahkan pekerjaan dalam bidang industri kreatif, tentu saja kreativitas pada pelaku industrinya tetap dibutuhkan supaya ada daya tarik/daya jual yang menjadi ciri khas. Seperti fotografer yang tentunya membutuhkan kreatifitas dari manusia untuk menyentuh psikologis calon konsumen agar tertarik untuk menggunakan jasanya. AI disini hanya membantu sebagai pemberi referensi dan ide secara cepat. Nyatanya AI hanya membantu mencarikan sesuatu yang sudah ada dan hal itu tergantung kebutuhan manusia yang memerintahkannya. Untuk itu AI tidak memiliki sifat yang dimiliki pada manusia, karena sepintar apapun AI perlu adanya human sense untuk dapat mengembangkan ide kreatif yang sudah dibantu AI tersebut.
Dalam bidang industri juga, tidak kemudian serta merta produk siap konsumsi. Ada work flow yang harus diterapkan sebagai SOP dalam industri kreatif. Work flow diterapkan agar ide kreatif mentah dapat dimatangkan dalam proses work flow, sehingga akan menghasilkan produk yang siap dikonsumsi oleh target pasar. Proses Work flow ini melibatkan beberapa tahapan penting, dimulai dari klien hingga pada tahap pencarian fotographer itu sendiri. Proses Work flow ini mencerminkan kompleksitas dan pentingnya tim dalam industri media kreatif, dimana setiap pihak membawa keunikannya masing masing dalam penciptaan sebuah karya.
Tantangan Kehadiran AI
Kehadiran AI pun memunculkan sejumlah tantangan baru bagi para kreator. Terkait otentisitas karya dan manipulasi gambar yang berlebihan, yang bisa mengaburkan realitas dan menimbulkan pertanyaan etis. Selain itu, dalam mengadopsi AI pada industri kreatif adalah bagaimana memperoleh dan membangun basis data yang besar dan relevan untuk setiap aplikasi. Pada akurasi pengenalan untuk beberapa media, seperti gambar, video, atau ucapan masih belum optimal untuk beberapa media dan masih memerlukan peningkatan yang subtansial. sejalan dengan manfaatnya, penggunaan AI juga memerlukan regulasi yang sesuai dan mendukung.
Tantangan etika juga menjadi perhatian, khususnya terkait privasi dan hak cipta, karena AI sering kali mengandalkan data yang diambil dari berbagai sumber. Tanpa regulasi yang ketat, ada risiko pelanggaran hak kekayaan intelektual atau penggunaan data tanpa izin. Walaupun AI sangat membantu dalam meningkatkan efisiensi, AI tetap belum mampu meniru kreativitas dan sentuhan personal manusia, sehingga peran manusia tetap sangat penting dalam menghasilkan karya yang autentik dan emosional.
AI telah menjadi alat yang sangat berharga bagi para kreator, namun tetap memiliki batasan, seperti ketidakmampuannya menggantikan kreativitas, intuisi, dan sentuhan personal manusia. AI membantu dalam tugas teknis, tetapi aspek emosional dan artistik tetap menjadi wilayah eksklusif manusia. Keberhasilan di masa depan akan bergantung pada kolaborasi antara kecerdasan buatan dan kreativitas manusia, serta pemahaman atas regulasi dan tantangan etika terkait penggunaan AI.
Namun, meskipun AI memiliki sejumlah manfaat, penting bagi pelaku industri kreatif untuk memahami batasannya. Sementara AI dapat membantu dalam tugas teknis dan operasional, aspek-aspek emosional dan artistik yang lebih mendalam tetap menjadi wilayah eksklusif manusia. AI belum mampu menggantikan sentuhan manusia dalam hal intuisi kreatif, penilaian artistik, dan interaksi emosional dengan audiens. Oleh karena itu, keberhasilan masa depan dalam industri kreatif akan bergantung pada kemampuan untuk memadukan kekuatan teknologi AI dengan keunikan, empati, dan kreativitas manusia, memastikan bahwa inovasi tetap didorong oleh nilai-nilai artistik yang autentik. AI menawarkan inovasi besar, asalkan digunakan dengan bijak untuk menjaga keseimbangan antara teknologi dan kreativitas manusia dalam dunia media kreatif.
Lantas menurut kamu kehadiran AI itu memberikan dampak positif atau negatif?
Anindita Putri Soraya
20/09/2024 06:35